Kamis, 08 Oktober 2009

Bagaimana Memori Bertahan di Otak Kita?


Bagaimana Memori Bertahan di Otak Kita?

oleh : nilna

Pengarang : Nilna Iqbal

oleh Nilna Iqbal | http://pustakanilna.com
Dua ribu empat ratus tahun yang lalu, ketika ilmu pengetahuan belum seluas sekarang, Hippocrates –seorang filsuf Yunani yang terkenal itu- sudah memastikan bahwa pusat daya pikir manusia ada dalam rongga tempurung kepalanya.Kalau batok kepala itu kita belah, terbentanglah di hadapan kita segumpal zat berwarna kuning-keabuan. Itulah otak. Volumenya kurang lebih 1,7 liter dan terdiri dari 100 milyar sampai satu trilyun sel-sel syaraf yang terbelit dalam acuan sel pembungkus. Dalam usaha menguak misteri otak manusia, para ahli biasa melakukan eksperimen-eksperimen terhadap otak binatang, kera, cacing, dan tikus misalnya. Dengan membenamkan mikroskop listrik ke dalam otak, sel-sel syaraf satu demi satu “dibongkar” dan diamati tingkah lakunya.
Untuk memperoleh “peta” daya pikir manusia, sejumlah senyawa radioaktif yang tidak begitu membahayakan disuntikkan ke dalamnya. Lewat pertolongan alat-alat mutakhir, dapat diketahui sel-sel mana yang berekasi setelah mendapat rangsangan tertentu, dan mana yang tidak. Hasil penelitian itu pun “direkam” pada recorder-recorder yang sudah disiapkan sebelumnya. Dari peta daya pikir itu dapat ditunjukkan, ada bagian-bagian tertentu yang mempunyai tugas khusus. Kemampuan bicara dan mereka-reka bentuk misalnya, terletak dalam korteks serebral, sedangkan daya ingat terletak pada struktur limbis .
Tapi belakangan disadari aktivitas apapun yang terjadi di salah satu bagian sebetulnya juga melibatkan bagian lainnya. Memang, akhirnya memori tersimpan dalam korteks , namun itu terjadi setelah sebelumnya melalui bagian-bagian lain. Sebagai markas besar seluruh sistem syaraf, tugas otak yang paling utama adalah menerjemahkan “pesan-pesan” yang dibawa padanya. Pesan tersebut kemudian diubah menjadi impuls-impuls elektrokimiawi, untuk disimpan sebagai memori. Bila satu ketika diperlukan ia dapat dikeluarkan kembali, juga dalam bentuk impuls elektrokimiawi, tanpa memorinya harus dihapus dari sana.

Memori Manusia

Ada tiga bagian yang terdapat dalam otak manusia, yaitu cerebrum (bagian atas otak), cerebellum (benda kecil yang mengatur pusat susunan syaraf utama dan gerak tubuh kita), dan batang otak . Suatu benda warna abu-abu yang menutupi otak disebut cerebral cortex yang berisi neuron-neuron atau sel otak. Otak manusia memiliki sekitar 100 milyar neuron. Setiap neuron membentuk jembatan yang mengakibatkan otak kita menjadi suatu jaringan yang amat rumit.
Menurut para ahli anatomi syaraf dan ahli susunan kimia syaraf, neuron inilah yang berfungsi melakasanakan pekerjaan utama otak, “merambatkan” getaran dari syaraf pancaindera yang tersebar di sekujur tubuh. Bagian itulah yang membuat manusia mampu mengingat dan menganalisa sesuatu. William Shoemaker dari Salk Institute di La Jolla, California, mengibaratkan neuron dengan sebuah komputer kecil. Setiap neuron yang menerima sinyal-sinyal elektrik akan menjadi neurotransmitter (pemancar syaraf) ke arah neuron berikutnya, hingga berlangsung arus listrik yang menyalurkan “pesan-pesan” dalam otak.
Kalau kita melihat sesuatu, maka akan terjadi perubahan fisik pada otak kita. Bentuk apapun yang terlihat, direkam oleh retina mata sekitar satu detik, lalu rangsangan itu masuk ke dalam otak dan kemudian neuron-neuron mulai bekerja. Hal yang sama juga terjadi bila telinga kita mendengar suara-suara. Suara itu akan menggema selama empat detik dalam rongga telinga, kemudian diteruskan ke dalam otak, dimana neuron pun siap bekerja.
Selengkapnya baca di http://www.pustakanilna.com/iptek/memori.html/

Pengikut

cari uang pake web sendiri