Kamis, 12 November 2015

Kamis, 17 November 2011

UNTUNG SEKARANG ADA INTERNET KALAU DULU??(INTERNET TELAH MENOLONG KU)

masih inget ga waktu pertama kali kalian belajar internet buka apa??

hayo... masih inget ga??

masih terukir di otak saya situs yang pertama kali saya akses

hadirun kecil saat itu masih kelas 1 SMP di SLTPN 114 JAKARTA,engga tau kenapa kok saya penasaran sama 1 toko yang penuh kaca,saya pengen banget masuk + liat-liat isi dari toko itu,,isi nya apaan sih??,kaya nya banyak banget yang keluar masuk

ke esokan hari nya saya beraniin diri bareng sama kawan saya hidayatullah hamdani(kiting) ke tempat yang aneh gelap+banyak tempelan poster yang bertuliskan "Ragnarog"

setiba nya di dalam yang saya lakukan hanya berdiam sambil betanya" di dalam hati "ini tempat apaan??"

"mau internetan dek?" operator warnet nanya sambil ketawa-ketawa

"iya bang" belaga polos

"tuh di komputer 8 kosong maen aja,1 jam nya enem rebu(Rp.6000.-)" dulu masih Rp.6000/jam sekarang mah sudah ada yang 2000/jam

karena rasa penasaran yang belum terjawab akhir nya duduk lah saya di PC no 8 yang kebetulan pas di samping bilik operator,si kiting pun ikut duduk di samping saya

ternyata kiting sudah pernah buka internet sebelum nya(maklum kaka-kaka nya lebih update teknologi dari pada keluarga saya)

mulai lah membuka browser,saat itu masih memakai browser internet explorer

"ngapain nih tink?"bingung :P

"buka internet lah tung(panggilan untuk orang gendut alias kentung),kita buka gitar aja"

"owh..."sok ngerti..

http://GITAR/

agak sedikit aneh,,gitar?? terus di ketik nya dimana??terus pencet apa lagi??,,terus yang keluar paan??

Ya sperti itulah yang kami tulis di address bar

Tapi kok yang muncul bukan yang saya dan dani inginkan (maklum kita berdua kan anak band jadi menyangkut tentang alat music band termaksud gitar)

Tidak kehabisan akal akhirnya kita ketik kembali dengan kata “melodic”

Tiba-tiba abang operator teriak dari bilik nya

“website melodic ga ada tuh dek!!,jangan di enter terus!!”

Waduh kok bisa tau ya?? Kan kita beda bilik??

Karena kejadian itu saya jadi kecanduan ke warnet apa lagi pas saya kenal dengan situs “Friendster.com”, wow semakin hari semakin kecanduan,, ganti photo profile,ganti background profile,,hahah

Hampir 1 tahun saya kenal dunia friendster,mucul lah situs liveconnector.com disini kita bisa chating+liat profile dari teman chating saya,,dari sini saya kenal banyak kawan,dan menjadi wadah saya untuk sharing tentang ilmu computer.

2 tahun berlalu tiba lah ujian praktek, di pelajaran computer saat itu setiap siswa di wajibkan memiliki email lalu mengirimkan sebuah pesan untuk guru saya pak hadi,1 kelas bingung “apa itu Internet,dan apa itu Email?”

Lalu saya hadir menawarkan jasa pembuatan email+mengirimkan pesan ke guru saya dengan tariff Rp.5000/account,Alhamdulillah semua mau,

1 kelas saya ada 40 anak,2 di antara nya adalah saya dan hidayatullah hamdani,,jadi saya membuatkan 38 acount email dalam 1 minggu, dan dalam 1 minggu saya mendapat kan uang 5000 x 38 = Rp.190.000 wow sangat banyak bukan untuk anak kelas 3 SMP,,, untung sekarang ada internet kalo dulu?? Gimana dapet penghasilan tambahan?

Itu pengalaman saya saat SMP,saya beruntung mengenal internet lebih dulu di bandingkan dengan kawan sejawat saya

Saya juga punya pengalaman saat saya masih duduk di bangku kelas 1 STM di SMKN 36 JAKARTA

Saya sangat terbantu sekali dengan adanya internet,saat saya sedang active dengan kegiatan pramuka di,saya di utus untuk mengikuti kegiatan di luar Jakarta utara,tepat nya KEWARNAS.daerah jakarta pusat

di keluarga saya yang tau/mengenal daerah DKI Jakarta hanya kaka pertama saya,,tapi dia sedang dinas di luar kota jadi tidak ada yang bisa memberitahu dimana tempat KWARNAS berada,, saya baru ingat Internet pusat informasi,saya bergegas ke warnet,dan BINGGO!! Saya mendapatkan alamat+rute angkot ke KWARNAS

seperti itulah cerita saya tentang betapa penting nya internet di kehidupan sekarang,,

semoga cerita saya di arrtikel ini punya banyak manfaat..amieennn....

UNTUNG SEKARANG ADA INTERNET KALAU DULU??

“TERIMA KASIH”

Selasa, 24 Mei 2011

fitnah

Fitnah merupakan komunikasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang. Kata "fitnah" diserap dari bahasa Arab, dan pengertian aslinya adalah "cobaan" atau "ujian".

Hal terkait fitnah adalah pengumuman fakta yang bersifat pribadi kepada publik, yang muncul ketika seseorang mengungkapkan informasi yang bukan masalah umum, dan hal tersebut bersifat menyerang pribadi yang bersangkutan.

Hukum penjelasan palsu "terutama ditujukan untuk melindungi kesejahteraan mental atau emosional penuntut". Jika publikasi informasi itu palsu, terjadilah kesalahan berupa fitnah. Jika komunikasi itu tidak salah secara teknis namun menyesatkan, kesalahan berupa penjelasan palsu bisa terjadi. (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Fitnah)


fitnah

entah siapa yang di fitnah

dan siapa yang fitnah

ini yang saya rasakan di tempat kerja saya yang baru saya tinggalkan


memang sakit

mungkin ini cobaan

Selasa, 01 Februari 2011

jangan khawatir kehendak allah SWT

Kita tidak pernah mempertanyakan ke mana supir bus kota yang kita tumpangi akan membawa bus-nya. Tetapi kita sering mempertanyakan Allah, ke mana Dia akan membawa hidup kita

"Seorang ayah mengajak puterinya, Asa 6 tahun, mengendarai mobil menujuke sebuah museum. Sudah lama Asa menginginkannya. Si Ayah kebetulan hari itu mengambil cuti dan sengaja mengantar anaknya ke tempat yang sudah lama diimpikan Asa itu tanpa didampingi Bunda.
Di perjalanan, tak hentinya Asa bertanya kepada si Ayah :
"Ayah tahu tempatnya?", tanya Asa yang duduk di samping kemudi Ayah.
"Tahu, jangan kuatir …", jawab Ayah sembari tersenyum.
"Emang Ayah tahu jalan-jalannya?"
"Tahu, jangan kuatir …"
"Benar, tidak kesasar Ayah?"
"Benar, jangan kuatir …", jawab Ayah tetap dengan sabar.
"Nanti kalau Asa haus, bagaimana?"
"Tenang, nanti Ayah beli air mineral …"
"Terus kalau lapar?"
"Tenang, Ayah ajak mampir Asa ke restoran …"
"Emang ayah tahu tempat restorannya?"
"Tahu, sayang .
"Emang ayah bawa cukup uang?"
"Cukup, sayang …"
"Kalau Asa pengin ke kamar kecil?"
"Ayah antar sampai depan pintu toilet wanita …"
"Emang di musium ada toiletnya?"
"Ada, jangan kuatir …"
"Ayah bawa tissue juga?"
"Bawa, jangan kuatir …", kata ayah sembari membelokkan mobilnya masuk jalan tikus, karena macet.
"Kok Ayah belok ke jalan jelek dan sempit begini?"
"Ayah cari jalan yang lebih cepat supaya Asa bisa menikmati museum lebih lama nanti . "

Tidak berapa lama, Asa kemudian tidak bertanya-tanya lagi. Giliran sang Ayah yang bingung, "Kenapa Asa diam, sayang?"
"Ya, Asa percaya Ayah deh! Ayah pastitahu, akan antar dan bantu Asa nanti!"

Kita ini seperti Asa si anak kecil ini. Kita bertanya banyak hal mengenai apa yang kita hadapi dan terjadi dalam hidup kita. Terlalu banyak khawatir apa yang akan kita hadapi.Padahal sesungguhnya Allah "sedang mengemudi" buat kita semua.

Kadang Ia membawa ke "gang sempit" yang barangkali tidak enak, tetapi itu semua untuk menghindari "kemacetan" di jalan yang lain. Kadang Ia memperlambat "kendaraan-Nya", kadang mempercepat. Semuanya ada maksudnya. Ada baiknya kalau kita menyerahkan hal-hal yang di luar jangkauan kita kepada-Nya. Biarkan Dia berkarya atas hidup Anda, biarkan Dia mengemudikan hidup Anda, sebaliknya fokuskan hidup Anda kepada hal-hal yang Anda bisa kerjakan di depan mata, dengan berkat kemampuan yang Anda sudah miliki.

Before You Trust Yourself,…

sumber : disini

sekilas tentang dayak

Suku Kenyah art of Dayak

Apo kayan, dari udara daerah ini tampak seperti lanskap yang mencolok diantara kerimbunan belantara. Diantara perbukitan, hutan lebat, atap rumah pemduduk tampak memencar. Inilah daerah di ujung utara Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia. Terletak di dataran tinggi seluas sekitar 60 km2., Apokayan seperti menutup diri dengan dunia luar. Selain jaraknya amat jauh dengan kota lain, alat transportasi ke Apo Kayan juga tak gampang.

Apo kayan hanya bisa dicapai dari tiga kota : Samarinda, Tarakan dan Tanjung Selor. Dari ketiga tempat ini perjalanan bias dilakukan lewat udara menggunakan peswat berbadan kecil seperti merpati dan cesna milik misionaris. Selain itu transportasi juga bisal dilakukan melalui sungai. Biasanya penduduk melewati sungai Kayan, Namun seringkali mengalami kesulitan, karena dihadang olehRiam Afun – Niagara kecil sepanjang 35 km. Penduduk biasanya lebih memilih jalan melingkar menghindari riam Afun, dengan waktu tempuh lebih lama.

Kehidupan di Apo Kayan sesungguhnya, dapat ditelusuri sepanjang sungai Kayan. Penduduk daerah ini berjumlah sekitar 4700 jiwa, sebagian besar membuat rumah sepanjang tepian sungai. Isini terdapat dua kecamatan yaitu Kecamatan Kayan Hulu dan Kayan Hilir. Di Kayan Hulu tredapat lima desa yakni Long Ampung, Long Nawang, Long Nawang Baru, Long Temuyat, dan Long Payau. Sedangkan di Kayan Hilir ada tiga desa yakni sei Anai, Metun I, dan Data Dian.

Rumah rumah tinggal mereka masih khas. Uma Da’du atau Lamin adalah rumah asli peninggalan Dayak Kenyah yang masih utuh. Rumah adat ini dibuat dari kayu ulin, beratap sirap. Lamin di hiasi lukisan daun paku simetris dengan aneka warna. Bentuknya sebagian menyerupai tattoo di tangan kaum wanitanya . Mereka juga dikenal mahir membuat manik-manik dan pemahat handal patung Totem.

Kaum wanitanya cantik-cantik, berkulit putih. Keciali bertatto, mereka juga dapat dikenali dengan saratnya anting gelang ditelinganya. Dalam acara-acara tertentu misalnya pesta perkawinan, mereka kerap nenarikan Burung Enggang dan Tarian Gong. Belakangan tarian ini menjadi komuditas bagi para Turis yang datang ke daerah itu. Pemandangan ini dapat dilihat di desa Long bagun dan Long Iram.

Hubungan kekerabatan mereka mengikuti garis keturunan patrilinial. Dalam satu lamin dapat dijumpai hidup beberapa keluarga, mulai dari orang tua, anak, cucu, sepupu hingga keponakan. Dahulu kala sebuah lamin malah dapat menampung lebih dari 100 KK, sehingga tidak ada bentuk keluarga batih mutlak. Batih baru ada kalau sekiranya pasangan suami istri mau memisahkan diri dari lamin. Namun hal ini jarang dilakukan, karena pertimbangan ekonomi. Sebab, dengan memilih tinggal didalam lamin, segala persoalan dan kebutuhan sehari-hari menjadi tanggung jawab bersama. Hidup komunal demikian, tentu ada resikonya. Kerahasiaan menjadi kosakata yang nyaris tak mereka kenal. Kerahasiaan personal menjadi demikian tipis, agaknya hanyalah setebal kelambu.

Namun demikian mereka tetap taat pada adat lamin yang sehari-hari dikendalikan oleh kepala adat. Di dalam lami, kepala adapt menempati kamar bagian tengah. Bagi mereka, kepala adat adalah orang yang dipilih menurut garis keturunan bangsawan, yang dapat melindungi dan berwawasan luas tentang adat setempat. Dalam struktur masyarakat, posisi kepala adat berada dibawah kepala desa. Namun, dalam keseharian, kepala adat tampak lebih dihormati ketimbang kepala desa.

Transportasi darat di daerah ini belum berkembang baik. Mereka lebih menggunakan jalan setapak sebagai sarana komunikasi darat antara satu rumah atau satu tempat. Alat transportasi populer yang cukup membantu adalah lewat sungai. Mereka menggunakan ketinting (perahu motor) sebagai alat angkut, baik untuk manusia maupun hasil pertanian.

Mata pencaharian mereka memang bertani. Umumnya, sebagai peramu hasil hutan dan peladang berpindah. Perladangan dilakukan dengan sistem rotasi alam selama 4-7 tahun. Di desa Long Payao, Sei Anai, dan Metun I, sistem rotasinya sampai 10 tahun. Inilah, agaknya, mengapa suku Dayak kerap dituding sebagai perusak lingkungan hutan.

Suku dayak Kenyah, yang menjadi penduduk asli Apo Kayan, sebagian besar beragama Kristen dan Katolik. Sebagian kecil, terutama orang tua, masih ada yang animisme. Belakangan, seiring dengan masuknya para pendatang ke daerah ini, pemeluk islam sudah mulai bermunculan. Suku Kenyah adalah klan besar suku dayak- diantara klan Dayak di Kalimantan, Serawak, dan Sabah di Malaysia. Sebagai pengantar sehari-hari, mereka menggunakan bahasa Kenyah, yang mengenal 14 dialek. Belakangan, munculnya generasi muda suku Kenyah yang mendiami Apo Kayan, bahasa indonesia mulai dikenal.

Klan besar Dayak Kenyah, konon, berasal dari keturunan para pedagang Cina dan suku Barunai (Brunai Darussalam). “Kami berasal dari Sungai Baram, wilayah suku Barunai,” ujar Labu Usad, kepala desa Nawang Baru. Karena sering berperang dengan suku Barunai lainnya, akhirnya berpencar menjadi empat wilayah. Satu diantaranya mendiami Dataran Apo Kayan.

Dalam perkembangannya, Klan ini terbagi menjadi 30 subsuku, yang memiliki nama tersendiri dan masing-masing memiliki kepala adat. Tak jelas, sejak kapan terjadi perpecahan dalam Klan besar ini. Namun, mengapa sampai terjadi perpecahan, itu hanya dapat diterangkan dengan “kata Sahibul Hikayat”.

Alkisah, Batang Laing-salah seorang kepala suku – menugaskan delapan warganya, empat lelaki dan empat wanita, untuk membuat Yunan (alat peras tebu). Yunan adalah syarat meminta restu kepada Dewa Peselong Loan. “Tum ta mita tan ya leka - Tolonglah kami mencari tanah subur.” Seorang dukun yang memimpin upacara kesurupan, sembari berkata, “A Untana ya suk tana Lurah Tana ya leka ya bileng – Ada tanah yang subur dan luas di lembah lurah yang jauh.”

Nah, petunjuk untuk menemukan “tanah perjanjian” itulah yang memunculkan perbedaan pendapa. Klan besar Kayak Kenyah mengalami pemencaran, sesuai dengan penafsiran masing-masing tentang letak tanah dimaksud, sampai kemudian membentuk kelompok menjadi 30 subsuku. Meski tempat tinggal antar – subsuku ini berpisah, tetap berada dilembah yang sama. Yaitu, membujur sepanjang Apo Kayan – Dataran Tinggi Kayan.

Masing-masing subsuku mempunyai “swing-awing” (keputusan adat tersendiri). Kecuali itu, setiap subsuku memiliki otonomi atas wilayah kerja tersendiri – misalnya atas daerah perburuan, ladang, sebagai hak ulayat masing-masing. Sebelum dataran Apo Kayan dimasuki misionaris, perbedaan antar-subsuku justru memunculkan pertentangan tajam yang berakibat buruk. Misalnya, hanya untuk mempertahankan ego subsuku, mereka tak segan-segan untuk mengayau (memenggal kepala) warga subsuku lain.

Seiring dengan masuknya misionaris, adapt jelek itu mulai hilang. Selain itu, juga karena kejenuhan mereka sendiri atas tingkah laku peperangan yang sadis dan melelahkan. Adalah peserang, kepala subsuku Umaq Tau, yang memprakarsai pertemuan antar subsuku. Ketika itu, diharuskan mengangkat sumpah bersama, yaitu sumpah Petutung yang dipimpin langsung oleh Peserang. Upacara dilangsungkan pagi hari, sembari minum air taring harimau dan babi, semua kepala suku menyatakan tobat. Maksudnya, “Kalau ada yang melanggar, hati, mata dan isi perutnya, akan dimakan harimau dan babi, “ujar Pue Pare, kepala adapt Long Temuyat.

Sejak itulah, warna kehidupan di Apo Kayan mulai bergeser. Peradaban mereka mulai jinak, dan mau diatur. Mereka mulai diliputi impian-impian akan perubahan gaya hidup. Tahun 1960-an, gelombang besar itu benar-benar terjadi. Sebagian penduduk keluar dari Dataran Apo kayan, menuju daerah baru yang relative dekat dan mudah dijangkau dari kota. “saya putuskan berpisah. Kita harus mencari kehidupan baru, “ujar Pelibut, kepala adat Kayak Kenyah Umaq, di Muara Wahau. Sepanjang sejarah eksodus suku Dayak Kenyah, adalah Pelibut yang banyak diikuti pengikut.

Upaya Pelibut dan teman-teman, sebenarnya, ditentang oleh kepala suku lain. Harapan mereka, Apo Kayan tak perlu ditinggalkan. Tetapi apa yang mesti dipertahankan?” Kehidupan sehari-hari di Apo Kayan susah.Garam saja sulit didapt.”kata Pelibut. Maka, ketika hari belum terang, rombongan Pelibut-yang meliputi anak dan istri serta harta benda – hijrah diam-diam, keluar dari Apo Kayan. Mereka menyusuri Sungai Boh, sambil bercocok tanam. Tak kurang dari setahun perjalanan menempuh hutan, sampai tiba di tempat tinggal sekarang Muara Wahau.

Agaknya, gelombang eksodus ini juga diikuti oleh sejumlah kelompok lain. Ada yang hijrah menyusuri Sungai Kayan sampai Sungai Oga Long Danum – kini Desa Metulang. Sampai disini, kelompok eksodus ini mengalami perpecahan lagi. Sebagian menuju Lalot Pubong (lumbung di tepi Sungai Nawang) sampai berakhir di Long Nawang.

Konsekuensi pergeseran gaya hidup ini adalah penerimaan berbagai bentuk perubahan dari budaya luar. Berbagai peralatan rumah tangga dan pertanian dari luar mulai dikenal, seiring dengan tersisihnya perlatan tradisional yang sebelumnya mereka miliki. Beberapa penduduk Apo Kayan mulai menantang kehidupan kota. Bahkan, tak sedikit kalangan generasi mudanya yang hijrah ke Samarinda, Tenggarong, Tanjung Selor. Malah, sudah ada yang mengadu nasib ke negeri jiran, sebagai buruh harian. “ Tiga bulan bekerja, saya bisa mengantongi uang sampai 1.000 ringgit”, ujar Amai Juk, yang bekerja di kebun cokelat, Serawak, Malaysia. Akibat banyaknya warga yang mengadu nasib keluar sejak tahun 1988, beberapa kampung kelihatan kosong. Sebut saja Desa Long Ikeng, Long Kelawit, Long Lemiliu, Long Sungan, dan Desa Marung.

Hal ini bisa terjadi karena Apo Kayan adalah gerbang perbatasan antara Indonesia-dan Malaysia. Kalau mau ke negeri sebelah, dapat ditempuh lewat dua jalur. Lewat Sungai Marung di Kecamatan Kayan Hilir, dan melalui hulu sungai Pengian di Kecamatan Kayan Hulu. Jalur Sungai Pengian adalah rute terpendek yang bisa dilewati. Dalam waktu sekitar tiga jam perjalanan dengan perahu dari Long Nawang, kita sudah bisa sampai perbatasan.

Dari Kubu Long Kenyah, jalan kaki selama tiga jam menembus hutan sampailah di Kubu Long Bulan dan Long Jawi di Serawak. Disini, sudah menunggu kendaraan taksi air milik Ma Laho- pedagang Cina asal Marudi. Kedua jalur ini dapat dilalui hilir-mudik oleh penduduk suku Dayak Kenyah, dan pelintas batas tradisional, tanpa dikenakan ketentuan imigrasi. Hanya dengan mengurus border pass di kecamatan seharga Rp. 500, mereka sudah bisa leluasa bolak-balik pergi dari Serawak ke Apo Kayan.

Apo Kayan, seperti halnya daerah lain di dataran bumi ini, memang tak bisa menghindar dari perubahan. Berbagai bentuk kegiatan penyembahan, misalnya kepada patung, mulai terkikis-menyusul masuknya misionaris ke daerah itu. Sekolah-sekolah dibangun, kegiatan sosial pun muncul. Tak sedikit generasi baru Apo Kayan yang meneruskan sekolah di jenjang perguruan tinggi di Samarinda. Di antara yang sukses, malah sudah ada yang bekerja di Pemda Kalimantan Timur.

Tinggal kaum tua dan sebagian warga yang mencoba tetap bertahan di Apo Kayan, dengan segala atribut : adat, tradisi, dan agama. Mereka memilih setia pada Apo Kayan, meski bahan pokok sehari-hari relatif mahal ketimbang kota. Toh, akibat pengaruh kaum pendatang, mereka juga mulai mengenal budidaya tanaman keras seperti lada, vanili, kopi- sebagai usaha sampingan. “ Kesulitan kami adalah transportasi, sehingga bahan pokok mahal, “ujar Marcus, pemilik sebuah toko di Long Nawang.

Kecuali itu, pada merekalah, masih dapat dilihat tatto, anting-anting, kerajinan mandau, manik-manik, tarian burung Enggang, dan tarian Gong. Agaknya, memang, tak semuanya mesti berubah. (oleh frans aso, foto by hari widjayanti, bram T &frans aso )


sumber: disini

baru update

dah lama g update blog..

hahahah
sekarang ane ada di putussibau

kota nya orang dayak

sumpah wa ga mau lagi dah klo di kirim kesini lagi

bete abis...

Selasa, 09 November 2010


kali ini kita menceritakan seorang rekan kerja saya di PT.Tangara Mitrakom

namanya : tri nur kholis
asal : jogja



senang bercanda namun serius dalam pekerjaan

beliau memliki rasa tanggung jawab yang besar

ia patut jadi contoh teladan

Pengikut

cari uang pake web sendiri